1. Pengertian IPS dan Ilmu Sosial.
Sebelum kita membahas hubungan IPS dan Ilmu Sosial ada baiknya kita memahami apa itu Ilmu Sosial dan apa itu Ilmu Pendidikan Sosial (IPS). Ilmu-ilmu sosial dapat diartikan sebagai semua bidang ilmu pengetahuan mengenai manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai anggota masyarakat (social sciences are all the academic disciplines which deal whit man in their social context) [1].
Sedangkan, Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran disekolah dasar dan menengah[2].
Definisi IPS Menurut Edgar Bruce Werley ialah: “The social studies are the social sciences simplified for pedagogical purposes”. Definisi tersebut sejalan dengan definisi ERIC (Education Resources Information Center) sebagai berikut:
“Social studied consist of adaptation of knowledge from the social science for teaching purpose at elementary and secondary levels of education.” (Barr, dan kawan-kawan, 1977: 1-2).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, IPS merupakan subsistem dan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari ilmu-ilmu sosial. IPS merupakan kajian/bidang studi yang mengambil fakta, konsep, prinsip dan generalisasi dari ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan dan dikemas secara menarik untuk keperluan pendidikan.
1. Kaitan antara IPS dan Ilmu-ilmu Sosial.
Di atas telah disinggung mengenai definisi IPS dan ilmu sosial dari situ dapat kita simpulkan bahwa IPS sebenarnya adalah ilmu-ilmu sosial yang disiapkan untuk keperluan pendidikan disekolah dasar dan menengah, dengan kata lain ilmu-ilmu sosial adalah induk atau dasar dari Ilmu Pendidikan Sosial (IPS).
Ilmu IPS dengan ilmu sosial yang lain mempunyai hubungan sebagai berikut :
1. IPS mengambil bahan-bahan dari ilmu sosial.
2. Tidak ada keharusan bahwa semua ilmu sosial perlu diturunkan dalam setiap pokok bahasan IPS, tapi disesuaikan dengan tujuan pengajaran dan perkembangan pesrerta didik.
3. Jenjang pendidikan juga ikut menentukan jumlah dan bagian isi ilmu sosial yang akan diramu menjadi program IPS.
4. Kesamaannya IPS dapat disusun dengan mengaitkan atau menggabungkan berbagai unsur ilmu sosial sehingga menjadi menarik.
Hubungan IPS dan ilmu-ilmu sosial dapat dipahami dengan lebih jelas berdasarkan konsep dasar dan generalisasi IPS yang dikembangkan oleh Mulyono T.J. yang telah dimodifikasi dan diperluas dalam Mukminan dkk. (2002: 62-77) sebagai berikut:
1.1 Antropologi
Antropas sendiri itu berarti manusia. Secara singkat antopologi berarti suatu studi tentang manusia dengan pekerjaannya (Anthropology is the study of man and his works)[1]. Pekerjaan manusia disini termasuk segala hasil pemikiannya atau hasil akal budinya, secara singkat diangkum dalam istilah kebudayaan.
Adapun hubungannya dengan IPS ialah IPS mengambil materi antropologi yang terkait dengan kajian hasil budidaya manusia dalam menjaga eksistensinya dan usaha meningkatkan kehidupan, baik aspek lahiriah maupun batiniah.
1.2 Ekonomi
Ekonomi adalah tindakan manusia yang ditunjukan untuk mencari kemakmurannya. Tindakan manusia yang ditunjukan untuk mencapai kemakmuannya disebut tindakan ekonomi. Alasan yang mendorong manusia melakukan tindakan ekonomi disebut motif ekonomi yaitu berusaha mencapai hasil yang sebenar-benarnya.
Adapun hubungannya dengan IPS adalah IPS mengambil materi ilmu ekonomi terkait dengan usaha manusia untuk mencapai kemakmuran, dan gejala-gejala serta hubungan yang timbul dari usaha tersebut.
1.3 Geogafi
Manusia baik sebagai individu, maupun sebagai kelompok, tidak hanya melakukan intereaksi dengan sesamanya, melainkan juga melakukan intereraksi dengan alam lingkungannya. Hartshorne R. (1960) mengatakan bahwa geografi diartikan sebagai studi yang mencoba mengemukakan deskipsi ilmiah tentang bumi sebagai dunia kehidupan manusia. Geografi diartikan pula sebagai ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan deskripsi dan penjelasan tentang pola-pola lokasi gejala yang statis atau yang bergerak di permukaan bumi.
Adapun hubungannya dengan IPS adalah IPS mengambil materi dari geografi yang terkait dengan ruang bumi, garis lintang, bujur, arah, jarak, lokasi ruang, kondisi alam, tata lingkungan, sumber daya alam, serta interaksi antar bangsa dan manusia dengan lingkungan.
1.4 Sejarah
Istilah sejarah berasal dari kata Arab “sujaratun” yang artinya pohon. Pengertian pohon disini semula dimaksud sebagai “pohon silsilah”. Sebenarnya “silsilah” hanya salah satu aspek kecil saja dari pengertian sejaah yang sebenarnya. Dalam pengertian dasar, istilah sejarah adalah tejemahan dari bahasa Inggris “history” yang asal mulanya dari kata Yunani “Historia” yang artinya “suatu inkuiri” (suatu hasil penelitian).
Sejarah termasuk salah satu dari ilmu-ilmu sosial. Sejarah menempati kedudukan yang khas, fokus kajian sejarah adalah manusia (individu atau kelompok masyarakat) yang hidup disuatu tempat (spasiai) tetentu pada suatu waktu (temporal) tertentu. Faktor waktu inilah yang paling membedakan sejarah dengan ilmu-ilmu sosial lainnya.
1.5 Ilmu Politik
Definisi ilmu politik menurut Roger F. Soltau mengatakan bahwa ilmu politik mempelajari negara, tujuan-tujuan negara dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan tersebut ; hubungan antara negara dengan warga negaranya serta dengan negara-negara lain. Kan W. Deutseh menyebutkan bahwa politik adalah pengambilan keputusan melalui sarana umum. David Easton mengemukakan bahwa ilmu politik adalah kajian mengenai terbentuknya kebijaksanaan umum. Selanjutnya Harold Laswell mengatakan bahwa politik adalah masalah siapa mendapat apa, kapan dan dimana.
Adapun hubungannya dengan IPS adalah IPS mengambil materi ilmu politik yang membahas usaha manusia mengorganisasikan kekuasaan dalam mengatur manusia dalam mengatur dan menyelenggarakan kepentingan rakyat dan bangsa.
1.6 Psikologi Sosial
Psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang proses mental manusia sebagai makhluk sosial. Objek studi psikologi sosial adalah tingkah-laku manusia di masyarakat sebagai ungkapan proses mental, kejiwaan yang meliputi kemauan, minat, eaksi emosional, kecerdasan dan seterusnya, termasuk pembentukan kepibadiannya. Kalau sosiologi lebih memperhatikan peranan seseorang dalam kehidupannya di masyarakat sebagai hasil adanya interaksi sosial, sedangkan perhatian psikologi sosial lebih terarah pada tingkahlakunya yang merupakan ungkapan perpaduan proses kejiwaan dengan rangsangan dari lingkunganya sebagai makhluk sosial.
Hubungan IPS dan psikologi sosial IPS mengambil materi dari psikologi sosial yang mempelajari perilaku individu, kelompok, dan masyarakat yang dipengaruhi oleh situasi sosial, pengetahuan, pemikiran, tanggapan, dan spekulasi.
1.7 Sosiologi
Sosiologi berasal dari kata Latin “socius” dan kata Yunani “Logos”. Socius berarti teman dan logos berarti kata atau berbicara. Jadi sosiologi berarti berbicara mengenai teman, yang dalam perkembangannya berarti ilmu mengenai masyarakat.
Sebagai ilmu sosial, keterkaitan IPS dengan ilmu sosial adalah IPS mengambil materi sosiologi yang mempelajari masyarakat secara keseluruhan dan hubungan antara individu dan masyarakat tersebut.
2. Keterpaduan Program IPS
Seperti yang telah kita tahu bahwa proses pengajaran IPS dalam pencapaian tujuannya haruslah memakai pendekatan keterpaduan. Akan tetapi, setelah ditelusuri ternyata makna terpadu juga berbeda-beda. Telah diungkapkan oleh Barr dan kawan-kawan (1978) menyatakan IPS dikemukakan sebagai suatu sarana untuk memadukan bahan dan ilmu-ilmu sosial dan hunjaniora untuk tujuan pendidikan warga yang baik.
Dalam pandangan selama ini biasanya dihubungkan dengan pandangan interdisipliner (multi-disipliner). Dalam pandangan ini diartikan bahwa bahan belajar IPS diambil dari berbagai ilmu-ilmu sosial yang dipadukan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Misalnya pembahasan tentang migrasi ke kota ditinjau dari segi ekonomi, sejarah, geografi dan lain-lain. Dengan demikian, kupasan tentang masalah tersebut dapat dilakukan dengan tuntas.
Barth dan Shermis (1980) menyatakan bahwa makna terpadu berbeda untuk ketiga tradisi dalam IPS. Bagi pewarisan budaya kata mereka, terpadu adalah proses penggunaan ide-ide dan sumber manapun untuk membawa siswa supaya dapat melihat bahwa ada sesuatu yang baik dan benar. Menurut mereka kadang kala sifat dorongan pandangan ini agak indoktrinatif, penerimaan dalam suasana kurang kritis.
Bagi penyokong tradisi ilmu sosial, makna terpadu berbeda pula. Dalam tradisi ini tampak adanya tiga makna yang dapat ditelusuri. Pertama, beranggapan sesuatu ilmu sosial mampu memberikan wawasan karena suatu disiplin ilmu sosial menunjukan pemahaman kompleksitas gejala sosial. Terpadu bagi pandangan ini merujuk kepada kerangka konseptual sesuatu disiplin ilmu. Yang kedua, terpadu berarti menarik konsep-konsep dari berbagai ilmu sosial. Mungkin konsep itu dibahas diberbagai ilmu sosial. Yang ketiga, terpadu berarti meninjau suatu topik dari berbagai ilmu sosial.
3. Kajian masa Datang
Denga kemajuan ilmu dan teknologi maka perubahan dalam segi-segi masyarakat juga turut berubah. Perubahan itu demikian cepat dan berganda dampaknya, itulah sebabnya sering disebut ledakan ilmu dan teknologi, yang juga menimbulkan ledakan dampak ke dalam perubahan masyarakat.
Siswa SD akan menghadapi kenyataan perubahan yang meledak ini dalam hidupnya. Mereka tidak perlu menerka-nerka kemana arah perkembangan yang besar tersebut. Kajian masa datang memang sulit sekali. Akan tetapi karena perubahan yang dihadapi tidak akan behenti atau melemah maka hal itu harus dihadapi dan dapat memersiapka siwa terhadap perubahan yang terjadi. Dengan menyadari adanya percepatan perubahan yang treus menerus dan mendatangkan kewaspadaan pada seseorang, dengan pengajaran IPS diharapkan perubahan gaya hidup siswa.
[1] Mackenzie, Norman dalam buku Nusid S., pengantar studi sosial (Bandung:Alumni, 1986). hlm. 22.
[2] Ali Amran Udin (Alm) dalam buku Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar (Jakarta:Rineka Cipta, 1997) hlm. 2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar